Hidup bukan sekedar hidup

Sunday, April 2, 2017

Menelisik Kehidupan Sosial Ekonomi Kaum Menengah Bawah di Kota Budaya Yogyakarta



Panas terik membakar kulit meneteskan keringat. Langkah kami belum usai menyusuri setiap sudut Kota Jogja hingga ke pinggiran. Siang itu 14 Oktober 2017 kami menyusuri Kota Jogja menyapa warga sekitar.

Jogja, kota yang elok akan pesona alam, budaya, serta segudang ilmu tak heran banyak orang yang kepincut akan kota ini. Kota yang asri dan nyaman membuat orang selalu menaruh rindu pada kota ini. Demikian halnya dengan kami yang dipertemukan di kota ini sebagai pencari ilmu. Sungguh tak akan pernah hilang kenangan akan pena dan tinta yang kami ukir di kota ini.

Jalan Malioboro/wikipedia.org


Siang itu Aku, Beben, Inda,Nooreyah, dan Haqi menyapa kota ini lebih dekat. Menerobos tembok-tembok kampus dan menyapa warga lebih dekat. Bertemu dengan bapak Tukiran, ibu Sumingsrih, ibu Kartini, ibu Yogo, bapak Wahono, dan bapak Supardi memberikan sebuah pelajaran yang tak pernah kami dapatkan di dalam kelas, bahwa kehidupan itu keras dan hanya dapat dilalui dengan kerja keras dan senantiasa bersyukur.

Bapak Wahono yang berprofesi sebagai seorang tukang becak di kawasan Keraton dan Malioboro selalu gigih mengayuh sepedanya. Ibu Sumingsrih, Ibu Yogo, dan Ibu Kartini yang seharusnya istirahat di rumah dimasa tuanya masih harus berjualan di pinggir jalan, meski penghasilan tak seberapa tetap di syukuri oleh beliau.

Ibu Sumingsrih merupakan seorang pedagang kaki lima di kawasan alun-alun utara menuturkan bahwa pendapatannya belum mencukupi untuk memenuhi kebeutuhan dasarnya dan terpaksa harus berhutang ke tetangga.

Beliau-beliau ini menjadi bukti bahwa masih banyak rakyat indonesia yang hidup dibawah garis kemiskinan. Sementara data yang dirilis oleh BPS DIY sendiri menunjukan bahwa garis kemiskinan di DIY tahun 2014-2015 sebesar Rp 321.056. Jumlah penduduk miskin sebesar 14,55%. 

Tentunya masih menjadi pekerjaan rumah bagi para pemangku kebijakan dan insan-insan yang mempunyai empati sosial, serta para generasi penerus bangsa ini untuk menjadi pendobrak perubahan guna mencapai kehidupan yang lebih baik melalui pemikiran dan sumbangsih yang brilian. Semoga.

Share:

3 comments: