Hidup bukan sekedar hidup

Monday, October 8, 2018

Cerita Sederhana di Bawah Temaram, Sebuah Jurnal #3

Malam itu tenda kami benar-benar terkena ombak pasang. Ombak pasang tersebut mengenai tepat seluruh kawasan tenda kami. Di sebelah timur pantai hanya tenda kami yang terkena ombak. Tenda sebelah kami sudah mundur ke belakang dari tadi. Kami sendirian yang belum pindah. Kami percaya bahwa ombak tidak akan sampai ke tenda kami sebagaimana analisis Pak Tomo dan si Penjaga pantai. Ombak pasang tersebut mengarah ke arah timur pantai yakni tempat tenda kami berdiri. Setelah itu mengarah ke barat. Di sebelah barat ada satu tenda yang juga terkena ombak pasang.

Ketika ombak pasang menerjang tenda yang kami pikirkan adalah mengangkat tenda ke belakang. Pasalnya Carrier, ransel, pakaian dan perlengkapan kami berada di dalam tenda tersebut. Hal tersebut memang sudah kami rencanakan untuk mengumpulkan barang menjadi satu di dalam tenda. Dengan tujuan memudahkan untuk evakuasi. Namun ketika ombak menerjang kami baru saja masak di luar tepatnya di depan tenda. Barang-barang seperti kompor, nasting, matras, mie instan, kopi, bahkan Smartphone masih berada di luar.



Benar saja meskipun kami berhasil mengangkat tenda ke belakang dan hanya basah bagian teras tetapi barang kami yang berada di luar porak poranda. Setelah berhasil mengangkat tenda ke belakang kami baru teringat dengan barang di luar tenda dan berusaha mengambilnya. Namun sepertinya hal tersebut sudah terlambat matras hingga kompor tersapu ke barat terbawa ombak. Aku sempat kaget karena smartphoneku tadi kutaruh di sampingku jelas saja ikut terbawa ombak pikirku. Namun sungguh ajaib ternyata sidiq datang dengan smartphoneku di genggamannya. Ah sungguh lega smartphoneku terselamatkan. Justru smartphone Sidiq yang basah meskipun ditaruh di dalam kotak kompor namun tetap saja terkena air laut.

Dengan sigap segera Sidiq mematikan smartphone dan melepas baterai dan menaruhnya di tempat yang kering. Kembali fokus dengan barang-barang yang tersapu ombak. Kami memungutnya satu per satu. Riuh sorak pun membahana di tenda-tenda belakang kami. Bak menonton sebuah pertandingan bola dan melihat jagoannya akan mencetak goal. Dengan bantuan si penjaga pantai, Pak Tomo, dan beberapa peserta camping lain, barang-barang kami yang tersapu di temukan. Berkali-kali Pak Tomo terhuyun-huyun dari arah barat membopong matras kami dan beberapa bungkus mie instan. Sungguh luar biasa Pak Tomo ini. Tanpa beliau mungkin sudah harus mengganti matras. Maklum matras sewaan ckckck. 

Setelah barang-barang yang terseret ombak terkumpul kecuali serenteng kopi kami yang tetap tak ketemu, kami mulai beres-beres dan membersihkannya. Seperti mencuci nasting dan matras yang kotor. Beruntung disebelah kami terdapat bekas warung yang rusak terkena pasang bulan lalu. Masih menyisakan tiang-tiang yang dapat digunakan sebagai jemuran. Selanjutnya kami menata kembali barang-barang yang berada di dalam tenda. Kami masih trauma dengan ombak pasang tadi dan berfikir bisa datang pasang yang lebih besar. Dengan mengelompokan barang di tengah tenda dengan mudah kami dapat mengangkat kembali tenda menjauh.

Malam itu mengingat info dari Pak Tomo dan si penjaga pantai puncak dari pasang adalah jam 23.00 sementara saat itu baru jam 21.00 maka kami memutuskan untuk berjaga-jaga dan memantau gelombang. Karena rencana kami setelah pasang selesai kami akan kembali memindahkan tenda ketempat semula yakni maju di bibir pantai. Kami pun membagi tim menjadi dua yakni tim untuk memantau ombak dan tim untuk memasak. Aku dan Hafidh bertugas memasak sementara Ari dan Sidiq memantau ombak.

Sepanjang malam itu kami berbaring dengan matras dan pasir hingga menjelang pagi. Kami baru memindahkan tenda kami ke tempat semula menjelang pagi dengan tujuan untuk pencitraan kepada peserta camping lainnya kalau kami tak gentar dengan ombak pasang hehe. To be continued.



Share:

Friday, October 5, 2018

Cerita Sederhana di Bawah Temaram, Sebuah Jurnal #2

   Semakin malam tenda-tenda yang berdiri di belakang kami semakin banyak. Rombongan-rombongan mulai berdatangan, maklum kami termasuk golongan awal yang datang ke pantai. Alhasil suara kegaduhan suka ria muncul diantara kerumunan tenda-tenda tersebut. Ada yang sedang berusaha mendirikan tenda, ada yang menyalakan api unggun, ada yang bernyanyi bersama. Fokus kami tak lagi ke bintang-bintang yang ada di angkasa melainkan menyaksikan hiruk pikuk orang-orang di belakang tenda kami.



Tak lama setelah itu kami dikagetkan dengan deburan ombak yang terasa semakin besar entah itu hanya pikiran kami atau bagaimana yang jelas itu tak membuat kami tenang. Deburan ombak tersebut benar-benar menyita perhatian kami mengingat tenda kami berdiri di garis depan pantai. Beberapa menit sekali sorot lampu senter kami arahkan ke bibir pantai untuk melihat air laut. Rupanya tenda-tenda di belakang kami juga was-was dengan pasang air laut. Berkali-kali sorot lampu senter menyoroti bibir pantai dari tenda-tenda.

Semakin malam bibir pantai semakin tidak terlihat meskipun dengan sorot lampu senter. Alhasil kami berusaha membuat penanda sekiranya bisa memantulkan cahaya senter. Hafidh berlari ke belakang tenda untuk mencari ranting sementara Sidiq mencari benda yang bisa memantulkan cahaya. Didapatlah plastik mengkilat yang bisa memantulkan cahaya senter. Ari menuju ke bibir pantai dan menancapkan ranting sekitar 2 meter dari bibir pantai dengan unjungnya diikat plastik. Hal tersebut memudahkan kita untuk mengamati kondisi bibir pantai apabila ranting tersebut masih ada berarti masih aman.

Sesekali si penjaga pantai datang kembali untuk ikut mengawasi bibir pantai untuk mengantisipasi apabila terjadi pasang. Menurutnya lokasi tenda kami masih aman dan tidak akan sampai apabila terjadi pasang. Hal tersebut dengan melihat riwayat pasang malam sebelumnya yang masih jauh dari tempat kami mendirikan tenda.

Demikian juga bapak penjaga toilet yang paling dekat dengan tenda kami sebut saja Bapak Tomo. Bapk Tomo ikut menenangkan kami “Tenang saja gak akan kena ombak, masih jauh kok” begitu analisis Bapak Tomo yang kemudian beralih untuk ngobrol dengan topik lain. Menurut Bapak Tomo pantai Greweng ini kalau musim penghujan berupa sungai dari hulu sehingga pantainya terbelah. Sehingga pada musim penghujan lokasi untuk ngecamp hanya berada di sebelah timur. Beruntung kami datang pada musim kemarau jadi sangat terasa luas hamparan pasir putih nan halusnya.

Semakin larut malam kami mulai terasa lapar. Nasi rames yang kami makan tadi sore rupanya belum membuat kami kenyang. Maklum nasi beli di pasar dekat pantai sehingga beda dengan porsi kami di rumah hehehe. Kami berinisiasi untuk membuat mie goreng. Kompor kembali kami nyalakan, memulai dengan merebus air. Sembari menunggu air mendidih aku mempersiapkan 4 mie goreng namun belum aku buka kemasannya. Sementara ari tetap mengamati bibir pantai dengan lampu senternya. Semenjak penjelasan dari Pak Tomo dan si penjaga pantai aku mulai tenang dan tak agi risau dengan kondisi bibir pantai. Kali ini aku duduk menghadap kompor dan membelakangi pantai. Sementara Hafidh dan Sidiq di sampingku.

Ketika aku sedang mengamati air di atas kompor untuk menanti mendidih tiba-tiba Ari memberi tanda bahwa air semakin mendekat. Ranting penanda di bibir pantai yang kami pasang sudah hanyut terkena ombak. Ari semakin yakin bahwa tenda kita akan terkena ombak pasang apabila tidak segera pindah. Namun kami tetap percaya analisis Pak Tomo dan si penjaga penjaga pantai. Merekakan sudah setiap hari di pantai jadi lebih tahu kondisi pantai begitu Hafidh menimpali. Sementari aku tidak begitu tertarik lagi dengan kondisi bibir pantai dan tetap mengamati air ketika mendidih di atas kompor.

Tak lama kemudian Ari kembali berteriak. Kali ini lebih keras dan sambil lari ke arah tenda. Aku toleh kebelakan dan ombak telah sampai kurang dari semeter di belakang tempatku duduk. Seketika bruuuusssssssss. Aku lari ke arah tenda dan yang ku pikirkan hanya mengangkat tenda dan membawanya mundur ke belakang. To be Continued
Share:

Wednesday, October 3, 2018

Cerita Sederhana di Bawah Temaram, Sebuah jurnal #1

Akhir-akhir ini aku suka berpetualang di alam. Tenang, sunyi, segarnya alam menjadi daya tarik bagiku. Kali ini aku akan membagikan ceritaku saat nge-camp di pantai. Kegiatan nge-camp sebelumnya aku lakukan di gunung. Hal ini pertama kali aku lakukan. Waktu itu ada ajakan dari salah satu kawan Ari namanya untuk nge-camp di pantai. Pantai antonim dari gunung. Menarik bukan. Aku iyakan saja ajakan itu.

Setelah beberapa kali ditunda akhirnya kami mendapat tanggal yang pas untuk melakukan kegiatan. Maklum kali ini tak lagi seperti dulu yang selalu punya waktu sama. Saat ini karena kesibukan masing-masing menentukan waktu menjadi hal yang sulit. Tak hanya Ari aku juga bersama dua kawanku Hafidh dan Sidiq. Sabtu, 28 September 2018 waktu yang pas untuk kami nge-camp.

Terdapat beberapa pantai favorit untuk nge-camp di Jogja. Tentu saja pantai-pantai di Gunung Kidul. Selain pasir putih dan bebatuan karang. Pantai-pantai yang belum banyak terjamah manusia menjadi daya tarik. Tentunya suasana alami alam masih kental terasa. Hal itu terdapat hampir disemua pantai di Gunung Kidul.
Semakin sepi dan belum terjamah banyak manusia tentunya semakin menarik pantai tersebut. Setelah kami cari referensi mengenai pantai-pantai yang dirasa pas, Akhirnya Pantai Greweng menjadi pilihan kami. Pantai yang terletak di desa Jepitu, kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunung Kidul. Lebih tepatnya berada di antara Pantai Wediombo dan Pantai Jungwok.
Rencananya kami nge-camp hari Jumat, 27 September 2018, tetapi karena salah satu kawan kami Ari ada pekerjaan mendadak terpaksa diundur satu hari. Pada sabtu, 28 September 2018 akhirnya terlaksana. Kami berangkat dari jogja pukul 14.00 wib karena pagi harinya aku harus menghadiri acara wisuda kawan kuliahku.
Perjalanan menuju lokasi sekitar 2 jam lebih 30 menit dari kota Jogja dan melalui jalan utama kota Wonosari. Namun kami lebih memilih melalui jalur selatan yakni melalui Imogiri Bantul, Panggang dan seterusnya mengikuti sepanjang pantai di Gunung Kidul. Perjalanan melalui jalur selatan ternyata lebih lama yakni memerlukan waktu sekitar 3 jam 30 menit. Hal ini disebabkan jalur selatan yang berkelok-kelok. Namun tenang saja jalan yang dilalui cukup bagus namun kekurangannya cuma waktu tempuh yang lebih lama.
Diperjalanan kami sempat mampir ke toko kelontong di pinggir jalan untuk membeli bekal makanan dan minuman. Kami pikir di sana tidak ada warung penjual makanan. Kami sampai di lokasi pantai Greweng sesaat setelah matahari tenggelam. Sudah terasa gelap. Kami pun hanya bisa sampai di pintu masuk Pantai Wediombo yang berjarak kurang lebih ditempuh dengan jalan kaki memerlukan waktu 20 menit. Lumayan jauh memang. Hal ini karena akses menuju ke Pantai Greweng hanya bisa dilalui dengan jalan kaki melewati ladang pertanian. Menarik bukan.
Oya untuk ke Pantai Greweng kami harus membayar Retribusi di TPR Rp 20.000 untuk 4 orang. Selanjutnya kami menitipkan sepeda motor dengan tarif Rp 5.000 per motor. Jalan yang kami lalui menuju ke pantai berupa jalan setapak yang mana di kanan dan kiri merupakan ladang pertanian. Sepanjang jalan yang kami lalui, kami berjumpa dengan beberapa orang. Rupanya mereka baru saja dari pantai dan hendak pulang.


Setelah 20 menit berjalan langkah kaki kami menginjak pasir halus nan putih. Sejauh mata memandang hamparan pasir putih dan halus terlihat. Ditambah suasana mulai gelap menambah suasana yang nyaman. Ketika kami sampai di pantai baru terdapat 2 tenda yang berdiri. Kami pun segera menentukan tempat yang pas untuk mendirikan tenda. Kami memilih hamparan pasir sebelah kiri dan berada di garis terdepan bibir pantai. Dengan harapan bisa melihat view dan suara deburan ombak pantai dari dekat. Sementara tenda-tenda yang lain berdiri di belakang tenda kami.
Setelah tenda berdiri kami berbagi tugas untuk memasak air dan bergantian cuci muka serta beribadah. Setelah itu segelas kopi menemani kami menyeduh indahnya temaram malam dan suara deburan ombak. Menggelar dua matras untuk berempat. Lampu lentera yang tergantung di depan tenda. Alunan musik “Aku tenang” dari Fourtwenty menambah kehangatan kami dikala menyantap nasi rames yang kami beli di pasar Jepitu. Oh sebuah suasana yang kami lakukan terakhir kali 10 tahun yang lalu dalam sebuah perkemahan Sekolah Menengah Pertama tepatnya tahun 2008. Sungguh suatu anugrah luar biasa kita bisa bermalam dihamparan pasir halus nan putih.
Tiada api unggun api paravin pun jadi. Kami tidak bawa kayu bakar dan alas bakar untuk membuat api unggun. Untung saja Ari bawa paravin dan tungkunya. Langsung saja kami bakar dan ah benar saja meskipun tak sebesar api unggun 10 tahun yang lalu namun ini cukup untuk menciptakan suasana yang kembali sama.
Masih di atas matras yang sama. Kali ini kami berbaring berjajar memandang langit yang sama, memandang bintang yang sama, dan sesekali menemukan gambar rasi bintang yang kami pelajari sewaktu sekolah dasar dahulu. Ada rasi bintang layang-layang, waluku, kalajengking, dll. Ah semakin malam bintang semakin banyak begitupun dengan deburan ombak yang terasa semakin deras. Di bawah timbunan pasir putih nan halus kaki kami merasakan hangatnya malam. Nostalgia masa lalu saat berseragam biru putih menjadi cerita utama.
Hingga akhirnya si penjaga pantai memberi arahan tentang ombak pasang yang akan datang. Fiuh begitu taktis dan tepat si penjaga pantai mengabarkan titik ombak yang akan datang. Luar biasa memang. Tenda kami dinilai aman tidak akan terkena pasang. Ombak pasang akan sampai sekitar 1 meter di depan tenda kami begitu pemaparan si penjaga pantai. Kami pun kembali berbaring memandang rasi bintang dan berselimut hangat pasir meski kami tidak tahu apa yang akan terjadi. To be Continued....

***
Share:

Saturday, September 15, 2018

Nasehat Menjelang Tidur #1

Matahari mulai masuk keperaduanya. Siang berganti malam. Lampu-lampu mulai menyala menerangi Desa Sungapan. Anak-anak menyambut ayah mereka setelah seharian bekerja di Ladang dan Sawah. Mereka berkumpul dengan suka cita dan kehangatan keluarga. Kenyamanan, ketentraman, dan keasrian terasa di Desa Sungapan Sore itu. Begitu juga apa yang dirasakan oleh Zainal, anak seorang petani yang sangat menyanyangi kedua orang tuanya. Zainal dikenal sebagai anak yang cerdas, sholeh dan berbakti kepada orang tuanya, Pak Mahfud dan Bu Martini.

Zainal, Pak Mahfud dan Bu Martini baru saja sampai di rumah setelah seharian berkubang dengan lumpur serta terik matahari. Ya, saat itu sedang musim tanam padi. Musim dimana saat-saat paling sibuk seorang petani bekerja dengan penuh semangat dan cinta, dengan harapan tanaman padi akan tumbuh subur dan sehat.
“Le, kamu mandi dulu saja hari semakin gelap.” Bu Martini menyuruh Zainal agar mandi  dulu, sementara ia mengambilkan minum untuk Pak Mahfud.
“Baik Bu.” Zainal segera ke kamar mandi.

Sementara di samping rumah, Pak Mahfud memberi rumput dan air komboran untuk sapi-sapinya. Pak Mahfud adalah sosok pekerja keras yang pantang menyerah menghidupi seorang istri dan empat orang anak. Yang paling kecil adalah Zainal Musthofa duduk di bangku kelas dua Sekolah Dasar, kakak pertamanya Nur Aini bekerja di sebuah toko, kakak keduanya Nur Laili, juga bekerja di sebuah toko di kota Yogyakarta, sedangkan kakak ketiganya adalah Azahra Nuryanti duduk di bangku kelas dua SMP. Zainal merupakan satu-satunya anak laki-laki Pak Mahfud, semua saudaranya perempuan. Tinggal Zahra dan Zainal yang masih menjadi tanggungan Pak Mahfud dan Bu Martini, sedangkan dua anak yang tertua Aini dan Laili sudah berkeluarga sendiri.

Setelah Zainal selesai mandi gantian Bu Martini setelah itu baru Pak Mahfud. Sementara di dapur Zahra menyiapkan makanan untuk makan bersama. Kumandang Adzan pun berkumandang. Satu per satu masjid mengumandangkan adzan hingga saling bersahutan. Kumandang adzan yang merdu, indah dan menggetarkan setiap jiwa. Burung-burung kembali ke sarangnya. Pohon-pohon terdiam seolah menangis bergetar mendengar kumandang adzan yang memberikan cahaya di Desa Sungapan Sore itu.

Pak Mahfud, Bu Martini, Zainal dan Zahra bergegas menuju ke Masjid. Masjid kurang lebih berjarak 100 meter kearah timur dari rumah Pak Mahfud. Di sepanjang jalan menuju ke Masjid berjumpa dengan tetangga dan warga sungapan yang juga berbondong-bondong menuju ke Rumah Allah. Rasa kekeluargaan dan kerukunan masih sangat terasa diantara warga Sungapan. Desa Sungapan yang Tata, Titi, Tentrem, Agamis kerta, Raharja. Semboyan itulah yang dipegang teguh oleh masyarakat yang menjadikan siapa saja bakal betah dan krasan tinggal di Desa Sungapan.

Tepat di Masjid Al-iman, iqomad dikumandangkan sholat maghrib dimulai, Simbah Kalim yang merupakan tokoh panutan sekaligus kaum menjadi imam dalam sholat berjamaah itu. Seluruh makmum meresapi dengan khusyuk setiap surrah yang dibacakan oleh Imam. Sholat maghrib pun terasa sangat khusyuk dan hikmat. Seluruh jamaah trenyuh dan tergugah hatinya akan kebesaran Allah SWT sebagai Sang Pencipta. Mereka semua merasa lemah dan kecil dihadapan di hadapan Sang Khaliq. Mereka semua mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan kepada mereka. Kesuburan yang diberikan di Desa Sungapan, Air yang tercukupi, dan tanaman padi yang sehat-sehat itu semua adalah karunia Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Penyayang. Tadarus Al-Qur’an bersama seusai sholat menambah ketentraman setiap jiwa diantara jiwa-jiwa yang lalai. Pohon-pohon, burung-burung dan semua makhluk ciptaan Allah SWT seraya bertadarus di dalam gelap dan dinginya desa Sungapan malam itu.
***
Share:

Thursday, September 6, 2018

Kehadiranmu




Kehadiranmu...
Adalah tanda tanya yang selalu menganga
Adalah lorong gelap yang tak beratap
Adalah teka-teki yang selalu memaki
Adalah misteri yang hadir dalam setiap mimpi

Kehadiranmu...
Selalu dinanti
Oleh hati yang sepi
Oleh kasih yang selalu masih
Oleh mimpi yang tak henti menagih

Kehadiranmu...
Aku tak mau menjemputmu
Aku tak mau dijemput olehmu
Aku harap berjumpa di tujuan
Tujuan kita




Share:

Saturday, August 25, 2018

Zebra Cross



Matahari tenggelam, gelap menyelimuti. Tak terasa kuda besiku telah sampai. Segera ku istirahatkan kuda besiku. Sebuah media yang menghantarkanku menyambut hari demi hari. 

Kutaruh tas ranselku di sudut kamarku. kurebahkan tubuhku di matras tempatku istirahat. Sorot lampu remang-remang dari luar kamar menambah kesunyian. Ya kesunyian yang sudah menjadi hari-hariku. Semenjak sayap-sayap hidupku pergi 8 tahun yang lalu kesunyian telah menjadi bagian hidupku. Meskipun aku hidup di bangunan yang kokoh dengan tiang-tiang penyangga yang gagah, semua itu akan terasa sunyi tanpa kepak-kepak sayap kehidupanku.

Kepak sayap yang selama 16 tahun menemaniku dengan penuh canda dan kehangatan. Pergi begitu saja. Kejam dan menyakitkan tetapi harus dikenang. Dikenang menjadi sebuah pengingat agar tak melupakan. Dikenang menjadi sebuah idealisme agar tak rapuh dan menyerah tertindas.

Hal dan pikiran yang sama setiap kali aku sampai di matras kamarku dengan lampu remang-remang dari luar kamarku. Sebuah tempat yang membuat jiwaku meledak, teriak, dan berontak seperti seorang pejuang negara yang menginginkan REVOLUSI untuk kehidupan yang lebih baik. Ah namun apalah arti semua itu bukankah kalimat bijak mengatakan bahwa Revolusi tidak dimulai dari kasur? Pfffttt.... Segala hal dan pikiran itu mengantarkanku terlelap sejenak tanpa mandi dan cuci kaki. Aku sebut ini hanya tidur transit.

***

Bukan main! Bukannya mimpi indah yang menjadi bunga tidurku. Justru lagi-lagi kehidupan nyataku hadir dalam mimpiku. Kali ini aku terjebak dalam persimpangan. Sebuah zebra zross dengan lalu lintas yang begitu padatnya. Bukan main mereka benar-benar ingin saling cepat. Lampu masih menyala merah namun tak henti mereka membunyikan klakson. Nyaliku hampir menciut ditengah zebra cross sambil bergumam "Mereka yang ditindas waktu? atau mereka yang bodoh me-manage waktu?"

Ah bodo amat yang jelas aku harus melangkah menyelesaikan perjalanan di zebra cross ini. Kalau aku tak segera melangkah aku akan tertindas oleh puluhan kendaraan yang sebenarnya ingin terbang tapi tak sanggup terbang.

Kulanjutkan perjalananku melewati trotoar yang katanya khusus pejalan kaki. Bukan begitu yang kurasa trotoar ini banyak lubang bahkan semen-semen banyak yang mengelupas. Tak sampai di situ banyak tiang-tiang baliho papan iklan yang menganggu perjalannanku melewati trotoar ini. Saya tak mau menyalahkan pedagang kaki lima kali ini, mereka kan rakyat kecil. Kali ini saya berbaik hatilah sama mereka. Sesama rakyat harus saling bantu.

Sial benar. Kenapa aku tak bisa memilih kehidupan. Bahkan dalam mimpipun aku tak bisa milih mimpi yang indah-indah. Aku justru terjebak dalam zebra cross dengan puluhan kendaran yang ingin terbang lalu berjalan di trotoar yang amat tak nyaman. Ah namun satu hal yang ku kenang dalam mimpi kali ini aku tidak berhenti dalam zebra cross itu. Andaikan aku berhenti pasti aku tergilas puluhan kendaraan itu. Aku juga sanggup melewati trotoar yang tak nyaman itu dan yang terpenting aku sampai tujuan. Sampai detik ini aku belum menemukan "aku menyerah".

Bersamaan dengan itu aku terbangun tepat pukul 23.00 wib. Ah sial aku sadar aku belum mandi, bahkan kaos kakipun masih menempel di kakiku.
Share:

Sunday, April 29, 2018

Di Persimpangan Jalan

Source: pxhere

Sepi sunyi suasana basement. Hanya tinggal satu motor yang berada di basement. Tinggal aku seorang diri. Meski demikian segala sudut basement nampak terang tak ada satu pun kegelapan. Ya, lampu basement memang tak pernah dimatikan sepanjang malam. 

Sore itu merupakan hari yang sangat menyebalkan. Gagal perjumpaanku dengan dosen. Sebuah kegagalan yang bukan kurencanakan dan sebuah kegagalan yang ku tak tahu alasannya. Jelas skripsiku menjadi molor. Jelas sungguh tak produktif. Waktu yang terbuang sia-sia tanpa hasil yang jelas. 

Segera kunyalakan motorku. Ku gas kencang. Keluar basement menyisakan debu yang berhamburan sepanjang bekas roda motor. Sebuah basement yang baru selesai dibangun memang menyisakan debu semen yang entah memang tidak tahu cara menghilangkannya atau entahlah. Yang jelas debu tersebut sangat mengganggu setiap harinya.

Rasa kesal dan gundah perlahan hilang berganti damai dan tenang seiring alunan kumandang adzan magrib. Demikian juga dengan para pengendara motor perlahan melambat. Seolah-olah kedamaian menghampirinya setelah seharian berburu rupiah disetiap penjuru bumi. Terlihat beberapa pengendara merapat di rumah Sang Pencipta yang berada di pinggir jalan. Tempat membasuh kotoran dan segala najis mulai penuh antrian. Shof-shof kosong mulai terisi penuh. Sejenak manusia mengingat Sang Sencipta sekaligus berkeluh kesah.

Segera kunyalakan motor dan kupacu. Kali ini dengan tarikan gas yang syahdu penuh perasaan romantis. Gemerlap lampu kota yang mulai menyala bagaikan bunga-bunga surga penambah bumbu-bumbu romantisme. Ya semua itu karena romantisme yang diberikan Sang Pencipta kepada semua hambanya yang memohon bahkan tanpa memohon kepadanya. 

Tarikan gas motorku melambat lalu berhenti di sebuah persimpangan. Lampu merah menyala dengan angka hitungannya. Ku tatap angka hitungan lampu merah itu. Sebuah hitungan dari angka besar menjadi angka semakin kecil. Menyadarkanku bahwa hidup ini sangat singkat. Waktu berjalan sangat cepat bahkan sudah tak layak disebut berjalan melainkan berlari.

Motor dan mobil di seberang simpangan lalu-lalang silih berganti sesuai dengan hitungan waktunya masing-masing. Semua motor dan mobil mempunyai waktu dan gilirannya masing-masing untuk mendapat giliran melaju. Mereka tidak melihat yang lain atau bergantung dengan yang lain. Mereka akan berjalan pada gilirannya ketika angka hitungan lampu merah sudah menunjukan lampu hijau. Setiap pengendara dari berbagai arah persimpangan akan mendapatkan waktu dan gilirannya masing-masing. Motor dan mobil itu tidak saling beradu cepat layaknya mobil dan motor balap di sirkuit.

Sebuah pelajaran berharga bagiku bahwa sesungguhnya hidup ini bukan beradu kecepatan. Siapa yang paling cepat atau sebagainya. Karena setiap orang itu punya waktunya masing-masing. Orang yang lambat pada satu hal bisa jadi dia cepat pada hal lain. Begitupun orang yang cepat pada satu hal bisa jadi lambat pada hal yang lain. Hal ini bukan masalah karena sesungguhnya hidup bukan masalah cepat atau lambat. Tetapi hidup adalah berjalan. Setiap perjalanan punya tujuan. Setiap perjalanan melalui sebuah jalan atau media yang mampu menghantarkan pada tujuan. Cepat atau lambat bukanlah masalah, yang menjadi masalah adalah ketika seorang pejalan tidak pernah sampai pada tujuannya.

Pada hakekatnya manusia sebagai makhluk hidup harus mampu mewarnai kehidupan. Entah kehidupannya atau kehidupan orang lain. Mewarnai adalah mengubah sesuatu yang tadinya hampa atau biasa saja menjadi sesuatu yang indah dan menakjubkan. Sehingga bukan disebut mewarnai kehidupan ketika itu merugikan manusia lain dan semesta.

Berkarya adalah satu-satunya tindakan untuk mewarnai kehidupan. Dengan berkarya akan menunjukan bahwa ada hidup. Sebagai manusia yang hidup harus berkarya. Hal itu sebagai rasa syukur kepada Sang Pencipta atas segala nikmat kehidupan yang tak dapat dihitung. Berkarya tidak diukur dengan harta. Berkarya tidak diukur dengan uang. Berkarya tidak diukur dengan nasi bungkus. Berkarya tidak diukur dengan hal-hal kenikmatan. Karena sesungguhnya kenikmatan diberikan Sang Pencipta tanpa hamba meminta atau bahkan kepada hamba yang tidak mengenal-Nya. Kenikmatan tersebut diberikan Sang Pencipta untuk bekal kehidupan. Dan kenikmatan tersebut merupakan bagian dari kehidupan.

Namun manusia sering salah memahami dan salah prasangka terhadap kehidupan. Kalau tidak salah bukan manusia namanya. Kalau tidak salah bukan hamba namanya. Sering kali manusia mengartikan berkarya adalah aktivitas untuk memperoleh kenikmatan. Sehingga obsesi setiap manusia dalam berkarya adalah untuk mendapatkan hal-hal penunjang kenikmatan seperti uang, harta, dan nasi bungkus. Mereka lupa bahwa tanpa berkaryapun Sang Pencipta sudah menyediakan itu. Karena salah prasangka terhadap hakekat berkarya, maka manusia dalam mewarnai kehidupan yakni berkarya tidak didasari dengan cinta dan rasa syukur. Melainkan didasari dengan obsesi-obsesi akan penunjang kenikmatan seperti nasi bungkus.

Salah sangka dan salah prasangka tersebut menjadikan manusia tanpa arah dan cenderung rapuh. Mereka tidak tahu untuk apa mereka menuntut ilmu (Sekolah, Kuliah, dsb). Sehingga yang mereka dapat hanyalah selembar title. Tetap mereka menjadi manusia yang bingung. Tetap mereka menjadi manusia yang tidak merdeka akan dirinya sendiri. Mereka berlari kesana kemari bukan dengan cinta melainkan dengan gelisah dan kerakusan.

Suara klakson dibelakangku mengagetkanku. Lampu merah berubah menjadi hijau. Semua pengendara mulai melaju tanpa ragu. Mereka mantap melaju pada jalan sesuai pilihannya masing-masing. Saat itu manusia-manusia benar-benar menjadi manusia yang merdeka dan penuh cinta.
Share:

Friday, April 20, 2018

Ku Akan Terbang


Aku tak pernah tahu
Apa yang akan terjadi
Kadang hampa dan juga pengap
Mencoba untuk terlelap
Meski semua menjadi senyap

         Aku terhempas
         Meski akan terjatuh
         Aku sempat terbang
         Akankah aku tersadar
         Kembali bersandar
         Bersama awan
         Yang kadang menawan
         Walau Berserakan dipecah gelombang

Dan lihatlah cahaya datang
Bersama angin membawaku terbang
Rasakan dan rasakan ku tak akan terbuang
Bersama angin bergandengan tangan
Ku tak akan terbuang
Ku akan terbang
Share:

Masihkah Menanti


Masihkah aku menanti
Bayangmu yang terhenti
Masihkah aku kembali
Saat kau mulai pergi

         Ku berlari di sini
         Tanpa engkau menemani
         Meski semua mencaci
         Aku tak akan berhenti

Kau memang dewiku
Kau memang harapanku
Namun ku tak sanggup lagi
Saat kau terus menggoreskan luka

       Mentari tenggelam
       Dilanjut senyummu hilang
       Namun rajawali akan tetap mencari

Kau memang dewiku
Kau memang harapanku
Namun ku tak sanggup lagi
Saat kau terus menggores luka

       Kau memang mimpiku
       Kau memang khayalanku
       Kau mahkotaku
       Meski semua tak jadi nyataku
Share:

Saatnya Kita Berpisah


Sudah cukup aku terdiam
Waktunya kini ku bersuara
Kini engkau akan terdiam
Mungkin tak kan sanggup bersuara
         
              Habis sudah waktumu kini tersisa
              Lengkap sudah nafasku keluarkan kata

Saatnya kita berpisah
Jalan kita berbeda
Jangan coba bersuara
Ku tak lagi mendengarmu

         Jangan kau berjalan menangis melihatku
         Bukankah kau ingin tertawa bersamanya
         Ku tak perlu belas kasihanmu
         Rasa ini cukup buatku berdiri dan berlari
Share:

Bertahan


Lihat sejenak
Luas langit biru
yang kan buatmu tenang
Saat kau sedang gundah
Jangan terdiam
Menyerah pada dunia
Di sini aku
Berharap begitu
         
          Tak akan datang
          Deru cobaan
          yang lebih besar
          Dari ruang hatimu
          Cobalah lihat
          Cahaya di sana
          Dapat kau lihat
          Meski jauh di sana

Coba kau terlelap
Sejenak bersandar
Coba kau katakan
Keluh kesah di dada
Ku tetap di sini
Untukmu seorang
Meski ku tak mampu
Membuatmu bertahan
Share:

Dunia Adalah Penjara


Ku berdiri menatap langit
Semua terdiam tenang
Ku bersujud mendengar bumi
Semua senyap tanpa suara
Lalu kucoba rasakan
Antara langit dan bumi
Semua tetap membisu
            Dunia yang senyap
            Dunia yang tanpa suara
            Apakah dunia ini?
            Kenapa kita sampai di sini?
            Bukankah dahulu kita di surga?
            Kalau dunia adalah penjara
            Manusia sedang menjalani hukuman
            Kalau dunia adalah penjara
            Pantaskah menghakimi sesama
Share:

Siapa Yang Bodoh?



“Hey Sin akhir pekan enaknya ngapain nih?” Sapa Rina melihat Sinta datang memasuki ruang kerja Rina.
”Minggu depan rencanaku sih pulang ke Jogja.” Jawab Sinta sambil meletakan tas di atas meja. “Gimana kalau sekalian pulang ke Jogja Kita main ke Gunung Bromo dulu di Jawa Timur.” Ajak Rina membujuk Sinta.
“Ok deh Aku udah penat banget nih suasana Jakarta, bolehlah refreshing.” Sahut Sinta dengan semangat.
           
Rina dan Sinta merupakan sahabat yang bekerja di Jakarta di sebuah LSM. Mereka adalah sahabat yang bisa dibilang sudah seperti kakak beradik. Dua bulan sekali Mereka pasti pulang ke Jogja, namun karena kesibukannya Mereka tidak sempat pulang ke Jogja. Tiga bulan sudah Mereka merasakan penatnya kota Metropolitan Jakarta, wajarlah jika Mereka ingin refreshing.
           
“Rin, Kamu sudah buat laporan kegiatan buat Pak Pur belum?” Sinta menanyakan dengan cemas.
 “Ya ampun Sin, sumpah Aku lupa.” Rina teringat akan laporan ke Pak Pur.
 “Sudah kebiasaan, pekerjaan apa yang pernah Kamu kerjakan dengan baik?” Ledek Sinta.
“Untung Kamu punya sahabat seperti Aku, nih udah Aku selesaikan.” Ujar Sinta sebagai seorang sahabat.
           
Ya itulah Rina sahabat Sinta yang cerdas, kritis tapi kalau masalah tugas pasti ada aja alasanya. Berbeda dengan Sinta walapun sedikit TELMI (telat mikir), gak dong-an tapi selalu cerdas disaat dibutuhkan.
            
           Pagi itu di ruang kerja mereka dengan sinar mentari pagi membakar semangat mengawali hari. Mereka sudah tidak sabar menyambut akhir pekan yang mereka nantikan. Disela-sela pekerjaan mereka merencanakan akhir pekan mereka.

“Rin, Aku pesan sekalian saja ya tiket Kereta Api kita berdua  ke Surabaya.” Sinta meminta pendapat kepada Rina.
“Pokoknya Kamu deh yang  urus perjalan akhir pekan kita ke Surabaya.” Tanggapan Rina seakan tak mau pusing.
 “Yaaah.. tu kan kamu, kalau masalah kaya gituan maunya enak.”Ucap Sinta meledek Rina lagi.
           
Seperti itulah percakapan mereka seharian, hingga tak terasa hari sudah senja, tampak dari jendela matahari tenggelam dan langit mulai gelap. Rina dan Sinta mulai berkemas untuk pulang ke apartemen mereka. Sesampainya di Lobi kantor mereka bertemu dengan Pak Pur, yang merupakan pimpinan Rina dan Sinta, yang sedikit melambai dan centil serta alay abiss.
            “Hallo Sin, Rin! Udah mau pulang nih?” Tanya Pak Pur sedikit genit menhampiri Rina dan Sinta.
 “Hallo juga Pak Pur, akhirnya pekerjaan kita hari ini kelar juga, saatnya kita refreshing Pak Pur.” Sinta dan Rina kembali serentak  menyapa. Mereka senang karena  segera menyambut akhir pekan.
“O ya Rin besok akhir pekan bapak tugaskan kamu ke Kalimatan untuk melihat kondisi hutan di sana.” Pak Pur menyampaikan perintah ke Rina.
“Sin gak jadi liburan ke Gunung Bromo nih.” Rina sedih.
“Ya udah lah Rin, kan masih banyak waktu kapan-kapan.”  nasihat Sinta.
“Kalu begitu aku langsung ke Jogja aja deh.” Tambah Sinta.
“Salam buat Mama Papa ku ya Sin.” Pesan Rina.
           
          Esok paginya di akhir pekan, merekan berpisah di depan apartemen menuju ke Bandara dan stasiun.
“Udah ya Rin, Aku pulang ke Jogja, Kamu hati-hati di Kalimantan.” Ucap Sinta.
“Jangan lupa sampaikan salam untuk Papa dan Mama di Jogja.” Balas Rina.

            Sinta pun menuju ke Stasiun Kereta Api. Sinta sudah terlanjur membeli tiket Jakarta-Surabaya.
“Pak kereta ini lewat  stasiun tugu Jogja kan Pak?” Tanya Sinta memastikan kepada petugas di gerbong kereta.
“Petugas gerbong hanya mengangguk.”
Sinta pun yakin.
            
             Kereta mulai berjalan, berangkat pukul 08:00 wib dan sampai di Jogja sekitar pukul 17:00 wib. Ditengah perjalanan Sinta melihat pantai. Dari Kereta yang di naiki Sinta dapat melihat indahnya pantai. Sinta pun merasa aneh.
“Loh kok ada pantai, perasaan setiap pulang ke Jogja tidak pernah melihat pantai di perjalanan.” Sinta bergumam.
            
            Sepanjang perjalanan Sinta tertidur, menikmati indahnya pemandangan. Hari menjelang senja, Sinta terbangun ketika kereta berhenti di stasiun. Dia tenang saja karena dia merasa belum sampai stasiun tugu Jogja. Kereta pun berjalan kembali. Hari sudah mulai gelap, jam menujukan pukul 18:00wib.
Sinta kaget.
“Bu ini sudah sampai tugu Jogja belum ya?” Tanya Sinta penasaran kepada seoarang nenek duduk di depannya.
“Loh ga lewat Jogja Mba ini kan lewat utara, tadi udah behenti di semarang.” Jawab ibu itu santai.
            
            Sinta kaget dan gelisah ternyata keretanya tidak lewat Jogja tapi lewat utara yaitu Semarang.
“Tadi kalau begini jadinya  aku turun saja di Semarang terus naik bus ke Jogja kan lebih dekat, lah sekarang malah ke Surabaya dulu baru berhenti lagi ni kereta. Haduh sampai di Jogja sampai jam berapa ni, seharian udah di Kereta capek lagi.”Sinta bergumam.

      Sinta pun kecapekan dan gelisah di sepanjang perjalanan berharap kereta segera berhenti. Akhirnya kereta tiba di Surabaya pukul 09:00wib. Dengan rasa yang sudah capek Sinta segera mencari taksi dan menuju ke Terminal Bus. Hampir tidak dapat bus ke Jogja karena banyak penumpang libur akhir pekan. Di dalam bus Sinta capek sekali.
Sinta berfikir.” betapa bego nya Aku  mau ke Jogja malah keliling pulau Jawa dulu, harusnya sudah sampai tadi sore dan istirahat, haduh.”
Sinta pun tidak bisa tidur di dalam bus. Lalu handdphone Sinta menyala. Ternyata SMS dari Rina.
“Gimana kondisi Jogja Sin? Aku udah sampai di Kalimantan nih.” Tanya Rina tanpa tau kondisi Sinta.
Sinta cerita semuanya kepada Rina. Rina pun menertawakan Sinta.
“Bisa di jadikan cerita Novel ini Sin, (Sinta keliling Jawa).” Ledek Rina tak bisa menahan kocaknya peristiwa Sinta.
Ahirnya Sinta sampai di Jogja dipagi hari. Perjalanan konyol dan melelahkan.

Share:

Tuesday, March 6, 2018

7 Tempat di Dunia Seperti di Negeri Dongeng

Apa yang terpikir oleh kalian ketika mendengar tentang Negeri Dongeng? Tentunya sebuah tempat yang menakjubkan, indah, dan penuh dengan cerita yang fenomenal bukan. 

Pastinya lagi tempat-tempat tersebut tidak peernah ada di dunia nyata, melainkan hanya ada di cerita dongeng. Seperti yang ketahui bahwa cerita dongeng hanyalah karangan belaka, meskipun ada beberapa yang terinspirasi dari kisah nyata.

Namun siapa sangka ternyata ada lo tempat-tempat di dunia ini yang memiliki keindahan serta menakjubkan seperti di cerita-cerita dongeng. Langsung saja berikut dirangkum dari berbagai sumber akan keberadaan tempat-tempat di dunia ini seperti di negeri dongeng. Dilengkapi juga dengan video youtubenya.


1. Gua Waitomo Glowworm, Selandia Baru


Gua Waitomo Glowworm terletak di bawah perbukitan hijau Waitomo, Selandia Baru. Sebuah perbukitan yang di bawahnya dipenuhi labirin penuh gua, lubang runtuhan, dan sungai bawah tanah.

Gua ini tebentuk karena aliran sungai bawah tanah yang mendesak melewati batu gamping lunak selama ribuan tahun. Gua ini dihiasi oleh stalaktit yang menggantung dari langit-langit, stalakmit dari lantai gua, kerucut lancip dari batuan berlapis, dan yang membuat spesial adalah gua ini dihias oleh jutaan cacing pendar atau glowworm yakni cacing bercahaya yang membuat gua nampak indah.
Tempat ini khusus di mana glowworms memicu pemandangan berbintang di langit-langit dan dinding.

Glowworm merupakan spesies cacing unik yang hanya ada di Selandia Baru. Nama latinnya adalah Arachnocampa luminosa. Cacing dewasanya seukuran nyamuk rata-rata.

Hanya ada Glowworm di tengah kondisi gua yang gelap gulita. Pengunjung juga tidak diperbolehkan bersuara keras.
Suasana yang sunyi dan gelap, dengan pemandangan cahaya dari tubuh cacing-cacing tadi membuat kamu serasa berada di galaksi lain.


2. Petra Jordan, Yordania


Kota Petra telah dibangun ribuan tahun yang lalu dan peninggalannya terlihat hingga kini. Petra menjadi daya tarik yang paling sering dikunjungi dari Yordania. Petra dikenal sebagai Rose City karena warna dari batu yang diukir.

Kota Petra termasuk Situs Warisan Dunia UNESCO dan dinobatkan sebagai salah satu Tujuh Keajaiban Terbaru. Wisatawan dapat menjelajahi berbagai tempat menarik, antara lain Treasury berusia 2000 tahun, ngarai Siq yang sempit (jalan masuk utama ke Petra), dan High Place of Sacrifice.

Terdapat berbagai situs arkeologi yang menarik untuk dijelajahi. Kawasan Petra memiliki luas sekitar 264 Km2. Tentunya membutuhkan waktu yang lumayan banyak untuk menjelajahinya.
Banyak objek yang bisa dikunjungi, tetapi letaknya cukup berjauhan, bahkan sampai ada yang di atas bukit, dan harus dijangkau dengan menaiki seribu anak tangga.

Untuk bolak balik dari lokasi awal gerbang sampai royal tomb berjarak sekitar 4 Km
Rumah-rumah para penduduk zaman dulu pun bisa dimasuki dan dipakai untuk berfoto, namun letaknya memang cukup tinggi di bukit. Beberapa lokasi lain juga bisa dijelajahi, namun butuh waktu untuk menaikinya.

Petra juga bisa dinnikmati saat malam hari. Pada hari-hari tertentu, anda bisa membooking atau menyaksikan peristiwa langka menjelajahi celah sempit menuju treasury di tengah cahaya temaram lilin di malam hari.


3. Sintra, Portugal


Kota Sintra, Kota yang berada tidak jauh dari Lisbon ini memiliki keindahan yang luar biasa. Istana perma, Kastil The Mouro, dan Istana Nasional Sintra adalah tiga istana di kota itu yang sangat menakjubkan.

Sintra adalah sebuah kota di Portugal yang juga merupakan subwilayah Grande Lisboa, ibu kota Portugal. Kota Sintra  dikenal dengan monumen-monumen berasitektur romantis dari abad ke-19 yang kemudian membuat kota Sintra ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO.

Sejumlah taman dan kebun di kota Sintra terlihat begitu unik dengan arsitektur yang indah dari berbagai negara di Eropa. Sintra telah menjadi pusat arsitektur Romantik Eropa pertama di dunia pada abad ke-19. Reruntuhan monarki diubah oleh Ferdinand II menjadi sebuah kastil dimana terdapat elemen Gothik, Mesir, Moorish dan Renaissance dalam membangun taman-taman serta penggunaan jenis pohon-pohon eksotis.

Walaupun kota ini terkenal dengan warisan berupa bangunan-bangunan namun alam kota inilah yang paling mencerminkan historis kota Sintra yang mana membuat kota ini menjadi referensi budaya Portugis.

Selain arsitektur kota Penggunungan Sintra dan Sintra-Cascais Nature Park juga menjadi dua destinasi wisata favorit.




4. Aurora Borealis, Greenland


Greenland adalah pulau dengan alam yang masih liar, belum tersedianya akses jalan membuat Greenland sulit untuk dijangkau dunia luar. Hal yang paling menakjubkan dari Greenland adalah fenomena Aurora yang indah dan sulit dilukiskan dengan kata-kata.

Aurora yang tampak didaerah Kutub Utara disebut Borealis. Kanada, Yukon, Nuvanut, Alaska, Finladia, Norwegia, Greenland dan Siberia merupakan negara-negara tempat Aurora Borealis muncul. 

Dibutuhkan kesabaran dan perjuangan untuk bisa menikmati indahnya Aurora ini, karena dia tak sembarangan muncul. Malam di musim dingin adalah waktu terbaik untuk melihat pertunjukan alam tarian aurora. Karena suhu di Kutub Utara yang sangat dingin kamu harus menyiapkan baju ekstra tebal.

Aurora Borealis menjadi daya tarik wisata di negara-negara tersebut sampai-sampai pemerintah Islandia memerintahkan warganya untuk mematikan lampu setiap satu jam setiap malam di musim dimana Aurora Borealis sering muncul. Hal itu agar sinar lampu penduduk tidak menganggu keindahan Aurora Borealis.


5. Cappadocia, Central Anatolia, Turki


Cappadocia terletak di Anatolia timur, di tengah-tengah Turki. Lokasinya di pedalaman dan dataran tinggi lebih dari 1000 m. Iklim di Cappadocia yakni kering dan panas pada musim panas dan bersalju pada musim dingin.

Cappadocia termasuk dalam situs world heritage UNESCO karena memiliki kondisi geologi, sejarah, dan budaya yang unik. Bebatuan berbentuk fairy chimney (cerobong peri) membuat tempat ini unik seperti di negeri dongeng.

Cappadocia memiliki bangunan tempat tinggal di bebatuan yang terproses secara unik dan terlihat alami. Di dalam batu-batu tersebut tersembunyi Rumah, restoran, museum, dan hotel.
Para wisatawan bisa tinggal di Cave house dengan menyewa bungalow atau hotel yang jumlahnya sangat banyak.

Terdapat beberapa tempat yang menjadi daya tarik di sana yakni museum dan gereja tua yang terletak di dalam gua. Goreme Open Air Museum adalah museum yang paling terkenal.
Salah satu hal yang tidak boleh dilewatkan ketika berkunjung ke Cappadocia adalah merasakan naik balon udara di senja dan pagi hari. Pada waktu tersebut langit di Goreme akan tertutupi oleh puluhan balon udara.

Balon udara memiliki kapasitas 20 orang dengan ketinggian balon udara mencapai 600 kaki.
Dari ketinggian tersebut seluruh kawasan Goreme bisa terlihat jelas. Lembah-lembah terukir secara sempurna dan rumah-rumah bebatuan menjadi pemandangan yang sangat indah.


6. Hutan Bambu (Bamboo Forest), Kyoto, Jepang


Hutan bambu di Kyoto Jepang ini merupakan salah satu contoh hutan yang mengagumkan di Asia Tenggara.

Kyoto menyimpan berbagai objek wisata alam yang menarik dikunjungi seperti Hutan Bambu Arashiyama yang cantik dan luas.

Hanya sebentar berjalan kaki, deretan pohon bambu-bambu yang tinggi menjulang mulai terlihat. Hutan ini pun begitu tertata. Untuk melewati hutan bambu ini terdapat jalan setapak yang cukup lebar untuk jalan kaki atau bersepeda.

Suara dedauanan bambu pun samar-samar terdengar dan menambah syahdu suasana ketika angin berhembus.

Pohon bambu tertanam dengan cukup tebal dan rapat. Banyak wisatawan yang memotret pohon-pohon bambu ini untuk diabadikan.

Di sela hutan bambu, ada kuil yang cukup ramai didatangi untuk berdoa. Berbagai macam souvenir juga terdapat di depan kuil tersebut.

Dengan deretan pohon bambu yang panjang dan luas akan membawa suasana kamu seolah-olah berada di negeri dongeng.


7. The Faroe Island


Jika kamu pernah nonton film Lord of the The Rings pulau Faroe seperti rumah bagi sekawanan Hobbit. Pulau Faroe terdiri dari 18 pulau yang indah dan bisa dilihat dari puncak vulkanik akan membuat kamu betah berlama-lama tinggal di sana.

Salah satu tempat yang menarik adalah Danau Leitisvatn yang berada di Pulau Vagar di Kepulauan Faroe, Wilayah otonomi di lepas laut Denmark.

Danau Leitisvatn memiliki bentuk yang sedikit unik. Danau ini menempel dengan daratan. Di seberang danau, sisinya berbentuk tebing.

Danau seluas 3,4 km persegi akan membuat pengunjung takjub tanpa henti. Sisi tebingnya memiliki tinggi sekitar 100 meter yang langsung jatuh ke Laut.

Danau Leitisvatn ternyata menjadi salah satu tempat bersejarah. Pada masa Perang Dunia II, danaunya dijadikan markas tentara Inggris untuk mendaratkan pesawat amfibi.
Danau ini menjadi destinasi unggulan Kepulauan  Faroe.

Share:

Saturday, March 3, 2018

Krisis Ekonomi Terparah di Dunia



Krisis Ekonomi merupakan sebuah bencana ekonomi yang sangat menakutkan. Dampak yang paling menakutkan adalah sebuah Krisis Ekonomi selalu menciptakan kemiskinan secara masal. 

Hampir semua negara di belahan dunia ini pernah mengalami Krisis Ekonomi. Berikut rangkuman beberapa Krisis Ekonomi terparah yang pernah terjadi di dunia yang mana dikutip dari berbagai sumber.



1. The Great Depression (Depresi Hebat)

The Great Depression berlangsung selama hampir seluruh periode antara tahun 1929 hingga pecahnya Perang Dunia II dan merupakan depresi terparah dan terpanjang dalam sejarah ekonomi dunia. Hal ini bertolak belakang dengan fakta bahwa pada tahun 1920-an, ekonomi dunia meningkat pesat, menjadi masa kemakmuran dan kejayaan yang sangat mencolok namun terjadi kemiskinan masif dengan seketika akibat terjadinya depresi.



Bahkan seorang Richard M. Salsman pernah berkata "Siapapun yang membeli saham pada pertengahan tahun 1929 dan menyimpannya maka ia akan melewati masa tuanya tanpa pernah melihat harga sahamnya kembali seperti semula sewaktu ia membelinya."

Periode depresi ini diawali dengan terpuruknya bursa saham Wall Street, yang merupakan keruntuhan paling dahsyat dalam sejarah pasar saham. Pada tanggal 29 Oktober 1929, 10 miyar Dollar AS (nilainya sekitar $95 milyar saat ini)lenyap ditelan bumi.

Pada tahun-tahun menjelang Selasa Hitam (Black Tuesday), di bursa saham Dow terlahir jutawan yang jumlahnya tak terhitung. Pasar saham menjadi hobi bagi investor bodoh, yang siap menggelontorkan uang mereka untuk membeli saham perusahaan (yang ternyata banyak yang fiktif) tanpa mempelajari rekam jejaknya. 



Begitu pemerintah menaikkan tingkat suku bunga, kepanikan terjadi. Investor yang putus asa segera menjual saham mereka, tapi saham mereka ternyata sudah tidak bernilai lagi. Lebih parah lagi, Bank juga ternyata bermain saham, dan ini membuat banyak bank menjadi bangkrut. Amerika akhirnya masuk dalam masa depresi hebat dan banyak negara dunia lainnya bernasib sama. 

Kota-kota besar di seluruh dunia terpukul, terutama kota yang pendapatannya bergantung pada industri berat. Kegiatan pembangunan gedung-gedung terhenti. Wilayah pedesaan yang hidup dari hasil pertanian juga tak luput terkena dampaknya karena harga produk pertanian turun 40 hingga 60 persen. 

Begitu pula dengan sektor primer lain seperti pertambangan dan perhutanan. Tapi yang paling parah terkena dampaknya adalah masyarakat. Tabungan mereka lenyap seiring bangkrutnya Bank, pengangguran merajalela dan banyak orang kaya berubah jadi gelandangan.


2. Hiperinflasi Jerman, 1918-1924



Meskipun hiperinflasi yang melanda Jerman bukanlah yang terburuk dalam sejarah, tapi memiliki dampak yang paling hebat.

Pada tahun 1914, nilai tukar Dolar AS terhadap Mark Jerman sekitar 1 berbanding 4. Namun pada 1923, angka tersebut meledak hingga menjadi 1 Dolar AS setara dengan 1 triliun (1.000.000.000.000) Mark Jerman.

Sebagai buntut dari Perang Dunia Pertama, "sang pemenang" membebankan biaya rekonstruksi akibat perang kepada Jerman, nilainya mencapai sepertiga dari seluruh defisit anggaran Jerman. Beberapa pihak menuduh Jerman sengaja menyabotase ekonominya sendiri untuk menghindari kewajiban pembayaran tersebut.

Dengan memperkenalkan jenis baru mata uang pada tahun 1923, yang Rentenmark, diikuti kemudian Reichsmark pada tahun 1924, Jerman akhirnya dapat mengontrol inflasi tersebut. Tapi periode ini hampir pasti penting dalam kebangkitan Sosialisme Nasional dan menjadi jalan  bagi sejarah kelam yang lebih mengerikan; lahirnya NAZI.


3. Resesi Hebat, 2008



Pada tahun 2008, bangkrutnya Bank Lehman Brothers yang memiliki aset bernilai 600 miliar dolar, menjadi simbol dimulainya krisis moneter paling dramatis sejak masa Depresi Hebat. Penyebabnya berkaitan dengan dideregulasinya beberapa kebijakan sektor keuangan, kebijakan moneter yang buruk dan runtuhnya ekonomi internasional akibat tingkat hutang yang tinggi di sektor publik dan swasta.

Efek yang disebabkan krisis ini begitu hebat. Meskipun Pemerintah AS berjuang untuk mengatasi krisis tetap saja terjadi kredit macet, runtuhnya pasar saham dan pertumbuhan melambat yang menyebabkan jumlah pengangguran membludak dan banyak orang harus kehilangan rumah akibat tidak mampu membayar kreditnya. Diperkirakan hingga Maret 2009, 45% dari kekayaan global telah lenyap, dan butuh waktu bertahun-tahun untuk mengembalikannya.


4. Krisis Minyak, 1973




Di bayang-bayangi oleh Perang Yom Kippur antara Suriah dan Mesir melawan Israel, OPEC menjadikan minyak sebagai senjata dengan cara melakukan embargo Minyak terhadap pihak yang mendukung Israel. Biaya minyak mentah meningkat sementara produksi dipangkas, terutama untuk AS dan Belanda.

Naiknya harga minyak yang ditetapkan oleh OPEC dan tingginya biaya yang dikeluarkan Amerika Serikat pada Perang Vietnam menyebabkan terjadinya stagflasi di Amerika Serikat. Anggota OPEC sepakat untuk menggunakan pengaruh mereka atas dunia-harga minyak untuk pengaturan mekanisme untuk menstabilkan pendapatan bagi mereka dengan meningkatkan harga minyak dunia. Tindakan ini diikuti beberapa tahun suram penurunan pendapatan setelah akhir Bretton Woods, serta baru-baru kegagalan negosiasi dengan "Seven Sisters" di bulan sebelumnya.




Embargo hanya berlangsung selama lima bulan, namun efeknya terus dirasakan hingga kini. Pasar Saham New York kehilangan hingga 97 miliar Dolar AS. Produsen mobil jepang mulai membuat mobil  dengan ukuran kecil, dan AS memberlakukan pembatasan kecepatan maksimum 55 mil/jam untuk penghematan BBM. Presiden Carter akhirnya membentuk Departemen Energi untuk mengembangkan cadangan minyak negara tersebut.


5. Krisis Utang Sovereign Eropa, 2009 hingga kini



Inilah krisis terkini di daftar ini, dan tak ada seorang pun yang tahu, kapan atau bagaimana krisis ini akan berakhir. Saat ini pasar makin khawatir terhadap kemampuan negara-negara, khususnya Yunani, Irlandia, Spanyol, Portugal, dan Italia, untuk membayar utang mereka. Keterlibatan Bank-bank Internasional yang terus memberi utang terhadap negara-negara ini diduga bertanggung jawab atas semakin jatuhnya pasar.

Krisis utang pemerintah Yunani (juga dikenal dengan sebutan Depresi Yunani) adalah krisis utang negara pertama dari empat krisis utang di Zona Euro (semuanya disebut krisis utang Eropa). Krisis ini dimulai pada akhir 2009. Banyak pihak sepakat bahwa krisis ini dipicu oleh Resesi Besar, tetapi penyebab utamanya adalah perpaduan kelemahan struktural ekonomi Yunani dengan defisit struktural & rasio utang-PDB yang terlalu tinggi dan sudah lama terjadi.

Akibat dari data ekonomi yang buruk, pertumbuhan rendah dan utang yang besar membuat krisis ini masih berpotensi untuk terus membesar.

Dampak: 
Pada tahun 2012, pemerintah Yunani memiliki kemacetan utang negara terbesar sepanjang sejarah. Yunani menjadi negara maju pertama yang gagal membayar pinjaman sebesar €1,6 miliar dari IMF pada tanggal 30 Juni 2015. Pada waktu itu, pemerintah Yunani memiliki utang senilai €323 miliar.


6. Krisis Moneter Asia Tenggara, Tahun 1997



Krisis keuangan Asia adalah periode krisis keuangan yang menerpa hampir seluruh Asia Timur pada Juli 1997 dan menimbulkan kepanikan bahkan ekonomi dunia akan runtuh akibat penularan keuangan.

Awalnya perkembangan luar biasa di Asia disebut sebagai "Keajaiban Ekonomi Asia". Banyak pengamat menyebut Macan dan Naga Asia sedang bangkit dan akan segera menggantikan dominasi ekonomi barat. Namun tak butuh waktu lama untuk membalikkan pujian tersebut menjadi bencana besar, dimulai pada Bulan Juli 1997. Ini berawal dari hilangnya kepercayaan investor pada mata uang Asia. Tingginya imbal balik membuat pasar Asia sebenarnya menarik, tapi ketika AS mencoba untuk mengatasi resesinya sendiri dengan ikut menurunkan tingkat suku bunga, membuat investor lebih tertarik pada Amerika, dan memandang pasar Asia terlalu beresiko.

Lalu terjadilah efek domino, dimulai dari Thailand dan meluas ke Filipina, Hong Kong, Malaysia dan Indonesia dan terus menyebar hingga memicu krisis global. Pasar saham Thailand terkoreksi 75%, Hong Kong 23% dan Singapura anjlok hingga 60%. Tak satupun pasar dunia yang tidak terimbas. Nilai tukar Rupiah terdevaluasi hingga 90%, pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 13,7%, harga makanan melambung sampai 118% dan inflasi mencapai 78%.




Dampak: 

Krisis moneter inilah yang memicu terjadinya kerusuhan massa pada Mei 1998 (terjai penjarahan di toko-toko), yang akhirnya melengserkan kekuasaan Suharto dari kursi kepresidenan yang telah di genggamnya selama 32 tahun. 

Inflasi rupiah dan peningkatan besar harga bahan makanan menimbulkan kekacauan di Indonesia. Pada bulan Februari 1998, Presiden Suharto memecat Gubernur Bank Indonesia, Sudrajad Djiwandono. Akhirnya, Presiden Suharto dipaksa untuk mundur pada tanggal 21 Mei 1998 dan B.J. Habibie diangkat menjadi presiden. Mulai dari sini krisis moneter indonesia memuncak.


7. Krisis Rubel, Tahun 1998



Korupsi, kebijakan reformasi ekonomi yang tidak efektif, devaluasi nilai Rubel, dan ketidakstabilan politik  membawa Rusia kedalam krisis moneter yang masif. Selain itu, posisi Rusia sebagai eksportir sepertiga dari jumlah minyak dan gas di dunia, menyebabkan Rusia sangat rentan terhadap terjadinya fluktuasi harga minyak. Ketika investor asing menarik uangnya keluar Rusia, Bank menjadi lumpuh dan dengan terpaksa meminjam pada IMF. Dan semua tahu, meminjam kepada IMF sama sekali tidak efektif. Imbal hasil obligasi tahunan secara mengejutkan meningkat sebesar 200%. Krisis ini juga menghantam pasar saham Dow, pasar saham ini mengalami penurunan nilai terendah sepanjang sejarah.

Dampak:

Krisis finansial Rusia (juga disebut "krisis rubel") menimpa Rusia pada tanggal 17 Agustus 1998. Krisis ini diperburuk oleh krisis finansial Asia yang dimulai pada Juli 1997.

Krisis ini juga memengaruhi negara lain seperti Lituania, Latvia, Estonia, Belarus, Kazakhstan, Moldova, Ukraina dan Uzbekistan.


8. Senin Hitam (Black Monday), Tahun 1987



Tidak ada yang tahu pasti apa yang menybabkan terjadinya Senin Hitam pada 19 Oktober 1987. Yang pasti adalah tiba-tiba hilangnya miliaran dolar dari pasar saham seluruh dunia. Hong Kong kehilangan 45,8% dari total nilai sahamnya, Inggris kehilangan 26,4%, Australia lenyap 41,8% dan Selandia Baru drop hingga 60%.


Beberapa orang meyakini kejadian ini bakal terulang di masa datang. Perdagangan program, perselisihan kebijakan moneter serta kekhawatiran akan inflasi, semuanya ditengarai menjadi penyebabnya. Bahkan kepanikan pasar bisa saja datang tiba-tiba tanpa sebab yang jelas dan rasional. Akibat yang pasti adalah akan kembali lenyapnya banyak uang tanpa jejak.


Dampak:

Pada akhir Oktober, pasar saham di Hong Kong, Australia, Spanyol, Britania Raya, Amerika Serikat, dan Kanada masing-masing turun 45,5%, 41,8%, 31%, 26,45%, 22,68%, dan 22,5%. Pasar Selandia Baru terpukul sangat parah, anjlok sekitar 60% dari puncaknya pada 1987, dan membutuhkan waktu beberapa tahun untuk pulih.

Kerusakan ekonomi Selandia Baru diperparah oleh nilai tukar yang tinggi dan penolakan Reserve Bank of New Zealand untuk melonggarkan kebijakan moneter dalam menanggapi krisis, berbeda dengan negara-negara seperti Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat, yang bank-banknya meningkatkan likuiditas jangka pendek untuk mencegah resesi dan mengalami pertumbuhan ekonomi dalam 2-3 tahun ke depan.


9. Dekade yang hilang dari Jepang, Tahun 1990-2000



Runtuhnya gelembung aset (asset bubble) di Jepang pada tahun 1991 menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang rendah dan berkepanjangan hingga tahun 2000. Penyebab sebenarnya dari krisis ini adalah akibat tidak sehatnya spekulasi, tingginya angka kredit dan rendahnya tingkat suku bunga. Ketika pemerintah mencoba untuk mengendalikannya, kredit semakin sulit didapat, dan penyertaan modal turun drastis. Inilah yang menyebabkan melemahnya ekspansi ekonomi sepanjang tahun 1990an, menjadikannya satu dekade yang hilang.

Jepang beruntung dapat menghindari depresi, tapi efek di tahun 1991 tersebut masih terasa sampai hari ini. Beberapa pengamat meyakini kejadian ini akan terulang pada dunia barat bila sistem ekonominya tidak segera dibenahi.

Dampak:

Banyak perusahaan Jepang mengganti sebagian besar tenaga kerja mereka dengan pekerja sementara, yang memiliki sedikit keamanan kerja dan lebih sedikit keuntungan

Upah mengalami stagnansi, Dari puncaknya pada tahun 1997, upah riil telah turun sekitar 13% - angka yang belum pernah terjadi sebelumnya di antara negara maju.

Butuh waktu 12 tahun bagi PDB Jepang untuk pulih ke tingkat yang sama dengan tahun 1995.Pada tahun 1991, output riil per kapita di Jepang 14% lebih tinggi dari pada Australia, namun pada tahun 2011 output riil turun menjadi 14% di bawah tingkat Australia.

Dalam kurun waktu 20 tahun, ekonomi Jepang disusul tidak hanya dalam output kotor, namun efisiensi tenaga kerja, padahal sebelumnya merupakan pemimpin global keduanya.


10. Kepanikan Bank, Tahun 1907

JP. Morgan

Knickerbocer Trust Company
Adalah krisis keuangan Amerika Serikat yang terjadi selama periode tiga mingguan dimulai pada pertengahan Oktober, ketika New York Stock Exchange turun hampir 50%, dari puncaknya tahun sebelumnya.

Penyebab :

Kepanikan terjadi karena hal itu terjadi pada masa resesi ekonomi dan banyak terjadi pada bank dan perusahaan kepercayaan. Kepanikan 1907 akhirnya menyebar keseluruh negara ketika banyak bank dan bisnis negara bagian dan lokal mengalami kebangkrutan.

Kepanikan tersebut dipicu oleh kegagalan harga penawaran saham United Copper Company. Maka bank-bank yang memberikan pinjaman mengalami kerugian dan menyebar ke bank-bank yang terafiliasi yang kemudian memicu seminggu kemudian jatuhnya Knickbocker Trust Company- Newyork City.

Runtuhnya Knickerbocker menyebarkan ketakutan ke seluruh kepercayaan kota saat bank-bank regional menarik cadangan dari bank-bank New York City. Panik meluas ke seluruh negara karena sejumlah besar orang menarik simpanan dari bank daerah mereka.

Dampak:

Bank-Bank mengalami Rush yakni nasabah berbondong-bondong menarik uang dari bank-bank tersebut.

Bukan hanya bank yang mengalami Rush bahkan perusahaan juga sehingga harga saham anjlok hal ini terjadi secara domino.

Besarnya efek yang ditimbulkan oleh kepanikan ini akhirnya memicu didirikannya Federal Reserve System pada tanggal 22 Desember 1913 dengan Charles Hamlin sebagai gubernur pertama.


Sumber:

Share: