Hidup bukan sekedar hidup

Friday, April 20, 2018

Siapa Yang Bodoh?



“Hey Sin akhir pekan enaknya ngapain nih?” Sapa Rina melihat Sinta datang memasuki ruang kerja Rina.
”Minggu depan rencanaku sih pulang ke Jogja.” Jawab Sinta sambil meletakan tas di atas meja. “Gimana kalau sekalian pulang ke Jogja Kita main ke Gunung Bromo dulu di Jawa Timur.” Ajak Rina membujuk Sinta.
“Ok deh Aku udah penat banget nih suasana Jakarta, bolehlah refreshing.” Sahut Sinta dengan semangat.
           
Rina dan Sinta merupakan sahabat yang bekerja di Jakarta di sebuah LSM. Mereka adalah sahabat yang bisa dibilang sudah seperti kakak beradik. Dua bulan sekali Mereka pasti pulang ke Jogja, namun karena kesibukannya Mereka tidak sempat pulang ke Jogja. Tiga bulan sudah Mereka merasakan penatnya kota Metropolitan Jakarta, wajarlah jika Mereka ingin refreshing.
           
“Rin, Kamu sudah buat laporan kegiatan buat Pak Pur belum?” Sinta menanyakan dengan cemas.
 “Ya ampun Sin, sumpah Aku lupa.” Rina teringat akan laporan ke Pak Pur.
 “Sudah kebiasaan, pekerjaan apa yang pernah Kamu kerjakan dengan baik?” Ledek Sinta.
“Untung Kamu punya sahabat seperti Aku, nih udah Aku selesaikan.” Ujar Sinta sebagai seorang sahabat.
           
Ya itulah Rina sahabat Sinta yang cerdas, kritis tapi kalau masalah tugas pasti ada aja alasanya. Berbeda dengan Sinta walapun sedikit TELMI (telat mikir), gak dong-an tapi selalu cerdas disaat dibutuhkan.
            
           Pagi itu di ruang kerja mereka dengan sinar mentari pagi membakar semangat mengawali hari. Mereka sudah tidak sabar menyambut akhir pekan yang mereka nantikan. Disela-sela pekerjaan mereka merencanakan akhir pekan mereka.

“Rin, Aku pesan sekalian saja ya tiket Kereta Api kita berdua  ke Surabaya.” Sinta meminta pendapat kepada Rina.
“Pokoknya Kamu deh yang  urus perjalan akhir pekan kita ke Surabaya.” Tanggapan Rina seakan tak mau pusing.
 “Yaaah.. tu kan kamu, kalau masalah kaya gituan maunya enak.”Ucap Sinta meledek Rina lagi.
           
Seperti itulah percakapan mereka seharian, hingga tak terasa hari sudah senja, tampak dari jendela matahari tenggelam dan langit mulai gelap. Rina dan Sinta mulai berkemas untuk pulang ke apartemen mereka. Sesampainya di Lobi kantor mereka bertemu dengan Pak Pur, yang merupakan pimpinan Rina dan Sinta, yang sedikit melambai dan centil serta alay abiss.
            “Hallo Sin, Rin! Udah mau pulang nih?” Tanya Pak Pur sedikit genit menhampiri Rina dan Sinta.
 “Hallo juga Pak Pur, akhirnya pekerjaan kita hari ini kelar juga, saatnya kita refreshing Pak Pur.” Sinta dan Rina kembali serentak  menyapa. Mereka senang karena  segera menyambut akhir pekan.
“O ya Rin besok akhir pekan bapak tugaskan kamu ke Kalimatan untuk melihat kondisi hutan di sana.” Pak Pur menyampaikan perintah ke Rina.
“Sin gak jadi liburan ke Gunung Bromo nih.” Rina sedih.
“Ya udah lah Rin, kan masih banyak waktu kapan-kapan.”  nasihat Sinta.
“Kalu begitu aku langsung ke Jogja aja deh.” Tambah Sinta.
“Salam buat Mama Papa ku ya Sin.” Pesan Rina.
           
          Esok paginya di akhir pekan, merekan berpisah di depan apartemen menuju ke Bandara dan stasiun.
“Udah ya Rin, Aku pulang ke Jogja, Kamu hati-hati di Kalimantan.” Ucap Sinta.
“Jangan lupa sampaikan salam untuk Papa dan Mama di Jogja.” Balas Rina.

            Sinta pun menuju ke Stasiun Kereta Api. Sinta sudah terlanjur membeli tiket Jakarta-Surabaya.
“Pak kereta ini lewat  stasiun tugu Jogja kan Pak?” Tanya Sinta memastikan kepada petugas di gerbong kereta.
“Petugas gerbong hanya mengangguk.”
Sinta pun yakin.
            
             Kereta mulai berjalan, berangkat pukul 08:00 wib dan sampai di Jogja sekitar pukul 17:00 wib. Ditengah perjalanan Sinta melihat pantai. Dari Kereta yang di naiki Sinta dapat melihat indahnya pantai. Sinta pun merasa aneh.
“Loh kok ada pantai, perasaan setiap pulang ke Jogja tidak pernah melihat pantai di perjalanan.” Sinta bergumam.
            
            Sepanjang perjalanan Sinta tertidur, menikmati indahnya pemandangan. Hari menjelang senja, Sinta terbangun ketika kereta berhenti di stasiun. Dia tenang saja karena dia merasa belum sampai stasiun tugu Jogja. Kereta pun berjalan kembali. Hari sudah mulai gelap, jam menujukan pukul 18:00wib.
Sinta kaget.
“Bu ini sudah sampai tugu Jogja belum ya?” Tanya Sinta penasaran kepada seoarang nenek duduk di depannya.
“Loh ga lewat Jogja Mba ini kan lewat utara, tadi udah behenti di semarang.” Jawab ibu itu santai.
            
            Sinta kaget dan gelisah ternyata keretanya tidak lewat Jogja tapi lewat utara yaitu Semarang.
“Tadi kalau begini jadinya  aku turun saja di Semarang terus naik bus ke Jogja kan lebih dekat, lah sekarang malah ke Surabaya dulu baru berhenti lagi ni kereta. Haduh sampai di Jogja sampai jam berapa ni, seharian udah di Kereta capek lagi.”Sinta bergumam.

      Sinta pun kecapekan dan gelisah di sepanjang perjalanan berharap kereta segera berhenti. Akhirnya kereta tiba di Surabaya pukul 09:00wib. Dengan rasa yang sudah capek Sinta segera mencari taksi dan menuju ke Terminal Bus. Hampir tidak dapat bus ke Jogja karena banyak penumpang libur akhir pekan. Di dalam bus Sinta capek sekali.
Sinta berfikir.” betapa bego nya Aku  mau ke Jogja malah keliling pulau Jawa dulu, harusnya sudah sampai tadi sore dan istirahat, haduh.”
Sinta pun tidak bisa tidur di dalam bus. Lalu handdphone Sinta menyala. Ternyata SMS dari Rina.
“Gimana kondisi Jogja Sin? Aku udah sampai di Kalimantan nih.” Tanya Rina tanpa tau kondisi Sinta.
Sinta cerita semuanya kepada Rina. Rina pun menertawakan Sinta.
“Bisa di jadikan cerita Novel ini Sin, (Sinta keliling Jawa).” Ledek Rina tak bisa menahan kocaknya peristiwa Sinta.
Ahirnya Sinta sampai di Jogja dipagi hari. Perjalanan konyol dan melelahkan.

Share:

0 comments:

Post a Comment